MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN
MAKALAH
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
“GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN
KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN”
Makalah
dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Administrasi Pendidikan dan
melatih mahasiswa supaya mandiri dan bertanggungjawab
di semester keempat.
Dosen Pembimbing : Dr. Sri Winarsih, M.
Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Rizki
Faozi
2. Roni
Agus Setiawan
3. Siti
Nurkhayati
4. Suyatmo
5. Zakia
Arham
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM SUFYAN TSAURI
Jl. KH.Sufyan
Tsauri Po Box 18 Telp. (0280) 623562 Cigaru. Kec. Majenang Kabupaten Cilacap
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Administrasi
Pendidikan.
Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Ibu Dr. Sri Winarsih, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Administrasi Pendidikan yang telah memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam kegiatan tugas pembuatan makalah ini
2.
Orang tua kami
yang telah memberikan dukungan baik spiritual maupun materiil.
3.
Semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
Kami
berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan menambah literasi bagi
pembaca. Amiin.
Majenang, 16 Mei 2020.
Penulis
i
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar........................................................................................................ i
Daftar
Isi..................................................................................................................
ii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
1.4 Manfaat............................................................................................... 2
BAB
II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Mutu Pendidikan................................................................ 3
B.
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah................................................. 3
1. Pengertian
Kepemimpinan................................................................ 3
2. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah............................................ 4
3. Gaya dan tipe Kepemimpinan Kepala
Sekolah................................ 6
C. Kinerja Guru ........................................................................................ 8
1. Penertian Kinerja Guru..................................................................... 8
2. Faktor yang dapat meningkatkan
Kinerja Guru............................... 9
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 13
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Mutu Pendidikan
merupakan kemampuan sistem pendidikan, baik dari segi pengelolaan maupun dari
proses pendidikan itu sendiri, diarahkan secara efektif untuk meningkatkan
nilai tambah dari factor-faktor input seperti besarnya ruang kelas, guru, buku
pelajaran, kurikulum, menejemen sekolah maupun keluarga sehingga menghasilkan
output yang maksimal.
Dalam memahami dan
memandang mutu pendidikan itu sangat beragam. Pertama, Orang tua atau wali
murid memandang pendidikan yang bermutu sebagai lembaga pendidikan yang megah,
fasilitas lengkap dan lain-lain. Kedua, Para Ilmuan memandang pendidikan yang bermutu sebagai lembaga
pendidikan yaitu siswanya banyak menjadi pemenang atau juara dalam lomba atau
olimpiade tingkat nasional, regional maupun internasional. Ketiga, orang kaya
memandang pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang diperoleh anaknya
dengan membayar uang sekolah setinggi langit untuk memperoleh berbagai paket
kegiatan ekstrakurikuler dan masih banyak pandangan-pandangan lain.
Berdasarkan PP No. 19
tahun 2005, terdapat delapan standar pendidikan nasional yang digarap oleh BSNP
yaitu:
1.
Standar Isi
2.
Standar Proses
3.
Standar Kompetensi Kelulusan
4.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5.
Standar Sarana dan Prasarana
6.
Standar Pengelolaan
7.
Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian
Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa mutu pendidikan memiliki beberapa dimensi yang saling
keterkaitan dan juga terdapat dukungan dari berbagai pihak salah satunya yaitu
hubungan antara sekolah (Kepala Sekolah dan Guru), orang tua atau wali
murid dan masyarakat sehingga lembaga
pendidikan tersebut dengan mudah dapat meningkatkan mutu pendidikannya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1)
Apa pengertian mutu pendidikan ?
2)
Apa saja gaya kepemimpinan kepala sekolah ?
3)
Bagaimana kinerja guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan?
1.3 TUJUAN
1)
Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari mutu
pendidikan
2)
Agar mahasiswa mengetahui gaya kepemimpinan
kepala sekolah dalam pendidikan
3)
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana kinerja
guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
1.4 MANFAAT
Manfaat dari makalah
ini yaitu menambah literasi bagi mahasiswa sehingga paham dengan peningkatan
mutu pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan berbagai gaya
kepemimpinannya dan juga upaya-upaya kinerja guru untuk dapat meningkatkan mutu
pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MUTU PENDIDIKAN
Mutu menurut bahasa
berarti kualitas, tingkat, derajat atau kadar. Dalam dunia pendidikan ada dua
pertanyaan yang penting dikemukakan yaitu apa yang dihasilkan dan siapa pemakai
pendidikan. Pengertian tersebut merujuk kepada nilai tambah yang diberikan oleh
pendidikan dan pihak-pihak yang memprosesnya serta menikmati hasil-hasil
pendidikan.
Sedangkan pengertian
pendidikan adalah suatu lembaga yang menangani masalah proses sosialisasi yang
intinya mengantarkan seseorang pada kebudayaan. Menurut Prof. H.M. Arifin, pendidikan merupakan proses
budaya untuk meningkatkan kualitas dan martabat menusia sepanjang hayat yang
dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Jadi, mutu pendidikan adalah kemampuan sistem pendidikan yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai tambah dari factor input ke output sehingga menghasilkan kualitas yang maksimal
B. GAYA
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1. Pengertian
Kepemimpinan
Beberapa pengertian
kepemimpinan menurut para ahli :
•
Menurut William G. Scott ( 1962 ),
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas yang diorganisir dalam suatu
kelompok dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
•
Hemhill dan Coon (1995), kepemimpinan adalah
sikap seorang individu yang memimpin sebagai kegiatan dari suatu kelompok
menuju suatu tujuan yang ingin cicapai bersama-sama
• Duben (1954), Kepemimpinan adalah kegaiatn para pemegang kekuasaan dan pembuat suatu keputusan.
•
G. L. Feman dan E. K. Taylor ( 1950),
kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk menciptakan aktifitas suatu
kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas yang maksimal dan
kerja sama dari tiap individu
Jadi dapat disimpulkan kepemimpinan diartikan sebagai
pembimbing, penuntun atau pembina yang memperlihatkan hubungan antara orang
yang memimpin dan orang yang dipimpin dengan tujuan untuk mencapai visi dan
misi yang baik.
Adapun pengertian sekolah adalah suatu oraganisasi atau lembaga
yang terdiri dari kumpulan orang yang tentunya mempunyai pimpinan yaitu kepala
sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di lihat dari status dan
cara pengangkatan tergolong pemimpin resmi, formal leader. Kepala sekolah yang
efektif mampu memberikan pengarahan terhadap usaha semua pekerjaan guru dalam
mencapai tujuan. Tanpa pimpinan atau bimbingan, hubungan antara individu dengan
tujuan sekolah akan tidak mencapai tujuan pendidikan yang sesuai visi misi
sekolah.
2.
Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
a. Peran Kepala Sekolah
Sebagai Educator (Pendidik)
Kepala sekolah
berperan sebagai pendidik yang harus berusaha menanamkan, memajukan dan
meningkatkan nilai perubahan mental, moral, fisk dan artistic.
b. Kepala Sekolah sebagai
Menejer
Manajemen merupakan suatu proses merencanakan
organisasi, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan. Usaha para anggota
organisasi kita gunakan seluruh sumber dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yaitu :
1) Kepala sekolah harus mampu menggunakan sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah
2) Memberikan kesempatan
kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya seperti diklat guru,
PPG, workshop dan lain-lain.
c. Kepala Sekolah sebagai
Administrator
Secara spesifik kepala
sekolah harus memiliki kemampuan dalam mengelola kurikulum penyusunan
administrasi pembelajaran, peserta didik, personalia, sarana dan prasarana
serta keuangan yang dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas sekolah.
d. Kepala Sekolah sebagai
Supervaisor
Kepala sekolah sebagai
supervaisor harus mewujudkan kemampuan menyusun program supervisi kelas,
pengembangan ekstrakurikuler, dan lainnya. Kepala sekolah harus mampu
melaksanakan pengawasan dan pengendalian yang merupakan tindakan preventif
untuk mencegah tenaga kependidikan untuk tidak melakukan penyimpangan dan lebih
berhati-hati melaksanakan tugasnya.
e. Kepala Sekolah sebagai
Leader
Kepribadian kepala
sekolah sebagai leader akan tercermin kepada sifat jujur, percaya diri,
tanggung jawab, berani mengambil keputusan, berjiwa besar, dan emosi yang
stabil.
f. Kepala Sekolah sebagai
Inovator
Kepala Sekolah akan
mencermikan cara-cara melakukan pekerjaannya secara kontruktif, kreatif,
delegatif, rasional, objektif, dramagatis, keteladanan, disiplin serta
adaptable dan fleksibel.
g. Kepala Sekolah sebagai
Motivator
Sebagai motivator
kepala sekolah harus memiliki strategi
yang tepat waktu saat memberikan motivasi kepada tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
3.
Gaya dan tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi yang
diberikan dari kepemimpinan seseorang kepala sekolah secara kuantitas maupun
kualitatif yang tertukar dalam membantu tercapainya tujuan sekolah. Kepala
sekolah sebagai yang diberi tugas untuk memimpin sekolah , bertanggung jawab
atas tercapainya peran dan tanggung jawab sekolah. Ada 3 (tiga) dasar pola
perilaku pemimpin, yaitu:
a. Perilaku pemimpin yang
mengutamakan tugas
b. Perilaku pemimpin yang
mementingkan kerja sama
c. Perilaku pemimpin yang
mengutamakan hasil
Adapun gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
memimpin lembaga pendidikan agar mencapai tujuannya, yaitu:
a) To Task Oriented
Dimana pemimpin
mengarahkan bawahan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi dengan ditandai
dengan planning, organizing, dan control.
Dimana seorang
pemimpin mempunyai hubungan kerja yang sifatnya pribadi dan ditandai dengan
adanya saling mempercayai bawahan dan tanggang rasa terhadap bahawannya.
Dimana seorang pemimpin berhasil mencapai
organisasi sesuai dengan persyaratan kedudukannya. Pemimpin efektif dalah
kemampuan yang selalu menyesuaikan diri dan tingkat kematangan bawahan.
Pemimpin yang efektif akan selalu selalu membantu bawahan dalam perkembangan
mereka artinya menjadikan bawahan yang matang.
Adapun tipe-tipe kepemimpinan kepala sekolah
yaitu sebagai berikut :
a) Tipe Otokratis
Otokratis berasal dari
kata oto yang berarti sendiri,
dan kratos yang berarti pemerintah. Jadi otokratis berarti mempunyai
sifat memerintah dan menentukan sendiri. Ciri-ciri pemimpin otokratis antara
lain : menganggap organisasi sebagai pemilik sendiri, menganggap bawahan sebagai
alat semata-mata, tidak mau menerima kritik dan saran ataupun pendapat, terlalu
tergantung pada kekuasaan formalnya dan menggunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan.
Akibat dari
kepemimpinan ini gur menjadi orang yang penurut dan tidak mampu berinisiatif
serta takut untuk mengambil keputusan, gur dan murid dipaksa untuk bekerja
keras dengan diliputi perasaan takut akan ancaman hukuman serta sekolah akan
menjadi statis.
b) Tipe Laissez Faire
Laissez Faire dapat
diartikan sebagai “biarkan saja berjalan” atau “tidak usah dihiraukan”, jadi
mengandung arti sikap masa bodo. Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan
dari bentuk kepemimpinan otoriter. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan
kepada anggota-anggota kelompoknya tanpa petunjuk dan saran dari pemimpin.
Sehingga kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur dan tidak terarah.
Kepemimpinan ini
kurang tepat diterapkan dilingkungan pendidikan karena dalam hal ini setiap
anggota kelompok bergerak sendiri-sendiri sehingga semua aspek manajemen tidak
dapat diwujudkan dan dikembangkan.
c) Tipe Demokratis
Kepemimpinan ini menempatkan factor manusia sebagai factor utama dan terpenting dalam sebuah organisasi. Dalam kepemimpinan ini setiap individu sebagai manusia yang dihargai atau dihirmati eksistensi dan perannya dalam memajukan dan mengembangkann organisasi.
Oleh karena itu
perilaku dalam tipe kepemimpinan ini dalah perilaku memberi perlindungan dan
penyelamatan, perilaku memajukan dan mengembangkan organisasi serta perilaku
eksekutif.
d) Tipe Pseudo Demokratis
Pseudo berarti Palsu,
pura-pura. Pemimpin secama ini berusaha memberikan kesan dalam penampilannya
seoalah-olah dia demokratis, sedangkan maksudnya otokratis yang mendesak
keinginannya secara halus. Tipe kepemimpinan ini sering juga disebut sebagai
pemimpin yang memanipulasi demikratis atau demokrasi semu. Jadi pemimpin Pseudo
demokratis sebernarnya adalah orang otokratis, tetapi pandai menutup-nutupi
sifatnya dengan penampilan yang memberikan kesan seolah-olah demokratis.
C. KINERJA GURU
1. Pengertian Kinerja
Guru
Kata Kinerja dalam
bahasa inggris disebut performance yang berarti tampilan kerja,
untuk kerja, wujud kerja. Kinerja merupakan hasil perkalian antara motivasi,
kemampuan dan tugas. Sedangkan guru adalah profesi professional dimana dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin
menjalankan profesi sebaik mungkin. Sebagai guru professional maka tugas guru
sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya dapat berimbas kepada
siswanya. Jadi Kinerja Guru adalah persepsi guru terhadap prestasi kerja
guruyang berkaitan dengan kualitas kerja, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama
dan prakarsa.
Dari literatur tentang
kinerja guru diketahui secara umum, kinerja guru ditentukan oleh factor
internal yaitu : factor yang berhubungan dengan keadaan diri guru sendiri dan
factor eksternal yaitu : factor yang berhubungan dengan keadaan yang berada
diluar diri guru.
Dalam mewujudakan
kinerja guru yang optimal, seorang pemimpin harus mengetahui motivasi dan
kemampuan para pegawainya dalam melakukan pekerjaan. Selanjutnya pemimpin
mengelola tugas organisasi sesuai dengan motivasi dan kemampuan bawahannya.
Penting untuk diperhatiakan, motivasi yang tinggi yang didukung dengan
kemampuan dan ketepan dalam melaksanakan tugas belum menjamin tercapainya
performa yang tinggi juga tanpa dibarengi dengan penciptaan lingkungan kerja
yang kondusif.
2. Factor-faktor yang
dapat meningkatkan Kinerja Guru
Guru adalah salah satu
komponen pendidikan yang memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan,
guru diharapkan mampu memainkan peran sebagai guru yang ideal. Masyarakat
mengharapkan agar guru merupakan sosok yang dapat “digugu” dan “ditiru”.
Banyak factor yang
sangat memengaruhi kinerja guru dalam mengemban tugasnya yaitu sebagai berikut
:
a) Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai
pimpinan top Level menegement di sekolah berperan penting dalam memegang
kunci keberhasilan. Untuk mewujudkan harapan tersebut kepala sekolah harus
kompeten. Tugas kepala sekolah sebagai menejer adalah melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen yang berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan mengevaluasi kinerja guru.
Kepala sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan
kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Apabila dalam
melaksanakan kinerja guru mengalami kesulitan disarankan untuk mencari
literatur yang berkaitan dengan MSDM dan mengatasi sendiri kesulitan itu,
sebelum minta bantuan kepada kepala sekolah.
b) Pemberian Kompensasi
Berbagai aspek bidang
pekerjaan baik itu di instansi pemerintahan maupun swasta dapat memberikan
kepuasan bagi pegawai apabila ada program kompensasi. Dengan adanya kompensasi
yang diberikan sesuai dengan haknya akan sangat mempengaruhi kinerja seseorang.
Menurut Hasibuan
(1990:133), Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa
yang diberikan kepada perusahaan. Menurut Tohardi (2002:411), Kompensasi kerja
adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk
kerja mereka. Sedangkan menurut Hasibuan (1997:137), Tujuan pemberian
Kompensasi adalah ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif,
motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, pengaruh serikat buruh, dan pengaruh
pemerintah.
c) Kedisiplinan Guru
Disiplin adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan
norma-norma social yang berlaku. Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang
yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung
jawabnya. Seangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku,dan
perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan yang baik tertulis
maupun tidak.
Pada dasarnya banyak indicator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu oraganisasi yaitu tujuan dan kemampuan, balas jasa (Gaji), teladan pemimpin, keadilan, sanksi hukuman, ketegasan dan hubungan kemanusiaan.
Disiplin juga
merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting dan
merupakan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa adanya disiplin maka sulit
mewujudkan tujuan yang maksimal.
d) Pengembangan Sumber
Daya Guru
Upaya meningkatkan
kualitas pendidikan membutuhkan waktu yang panjang. Harapan untuk mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah sudah berusaha dengan berbagai
cara yaitu : melalui pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, melalui program
pendidikan latihan yang sistematik maupun informal, pengembangan diri sendiri
atas inisiatif sendiri berupaya memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Pengembangan sumber
daya manusia dapat dilakukan dengan cara
mengikuti pelatihan-pelatihan pendidikan, seminar, work shop. Tetapi tidak
menutup kemungkinan hal ini didapatkan melalui teman sejawat maupun intruksi
dari kepala sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mutu pendidikan
merupakan salah satu tolak ukur yang menentukan martabat atau kemajuan suatu
bangsa. Dengan mencermati mutu pendidikan suatu bangsa, seseorang akan dapat
memperkirakan peringkat Negara tersebut.
Adapun kinerja kepala
sekolah adalah prestasi yang diberikan dari kepemimpinan seseorang kepala
sekolah secara kuantitatif dan kualitatif.
Sedangkan guru
merupakan profesi professional dimana dituntut untuk semaksimal mungkin dalam
menjalankan profesinya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat meningkatkan terus
kinerjanya yang merupakan modal bagi keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan
suatu lembagai pendidikan.
B. Saran
Sebagai seorang calon
guru bahkan calon kepala sekolah, hendaknya untuk meningkatkan keterampilannya
baik secara materi maupun praktik dalam mengemban profesinya dengan sebaik
mungkin sehingga dapat meningkatkan pendidikan yang berkualitas serta menjadi
harapan masyarakat bahkan semua orang.
DAFTAR PUSTAKA
Gary K. Hines. 1993. Kepemimpinan,
Terjemahan Susanto Budidhrmo. Jakarta: Pt. Gramedia
Hadari Nawawi. 1996. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah.
Bandung : Rosdakarya
Soepardi. 1998. Dasar-dasar Administrasi
Pendidikan. Jakarta :P2LPTK
Sumidjo wahyo.2003. kepemimpinan kelapa
sekolah.Jakarta: raja grafindo persada
Sutisna. 1993. Administrasi Pendidikan : dasar
Teoritis dan praktek. Bandung : Aksara
Wirawan. 2002. Kapita Selekta Teori Kepemimp
Komentar
Posting Komentar